Kamis, 29 September 2016

Kajian Aqidah (Ustadz Afifi Abdul Wadud)

Ketaatan kita adalah bentuk kesyukuran kita pad Allah. Betapapun kita berusaha untuk mensyukuri nikmat-Nya, belum tentu kita bisa maksimal dalam melakukannya. Bisa jadi kita tidak menyadari seberapa banyak nikmat yang telah Ia berikan. Hendaknya ketaatan kita kepada Allah diiringi dengan istighfar.

“Ada dua nikmat, aku tidak tahu mana yang lebih utama: 1. Hidayah Islam 2. Allah tidak menjadikanku Hauriyah”

Nikmat Islam
Mayoritas manusia mengejar kebahagiaan. Apa sesungguhnya kebahagiaan tersebut? Kebahagiaan adalah hati yang tenang dan jiwa yang lapang. Banyak orang yang mengejar kekayaan, popularitas, ataupun jabatan untuk memiliki kebahagiaan jiwa. Mereka ibarat orang yang mengejar fatamorgana, seperti ada padahal tidak ada wujudnya. Kebahagiaan hanya dapat dirasakan oleh hati yang di dalamnya dipenuhi dengan keimanan. Kebahagiaan hakiki dalam hidup adalah jannatuddunya.
Manusia berada di antara kesusahan dan kesenangan. Seorang mukmin dapat senantiasa menjadikan segala perkara sebagai bentuk kebaikan ketika hatinya senantiasa berada di aatara rasa syukur dan sabar.

Allah tidak Menjadikan diri kita sebagai Hauriyah
Hauriyah diartikan sebagai khawarij atau orang yang keluar (ahli bid’ah). Lurusnya pemikiran adalah sebuah harga yang mahal. Faktor-faktor yang dapat menyebabkan seseorang tersesat antara lain: 1. Fasadul Qalbi 2. Fasadul Qashbi. Dan 3. Salah Guru.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar